Sejarah Barcode
Barcode merupakan metode identifikasi secara otomatis dalam format visual yang tercetak dan juga merupakan pengumpulan data. Barcode pertama kali diperkenalkan oleh dua orang mahasiswa Drexel Institute of Technology Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland tahun 1948.
Hak paten pertama untuk barcode tipe produk (US patent #2,612,994) yang ditemukan oleh penemunya Joseph Woodland and Bernard Silver pada 7 Oktober 1952. The
Bar code pertama kali digunakan secara komersial pada tahun 1966. Pada tahun 1970 the Universal Grocery Products mengidentifikasi kode atau UGPIC (Universal Grocery Products Identification Code) yang ditulis oleh suatu perusahaan bernama Logicon Inc.
Perusahaan pertama yang menghasilkan peralatan barcode untuk retail trade menggunakan UGPIC adalah the American company Monarch Marking pada tahun 1970. Dan untuk penggunaan industri the British company Plessey Telecommunications yang pertama tahun 1970. Pada tahun 1974 scanner U.P.C pertama kali dipasang di supermaket Marsh’s di Troy Ohio. Produk pertama yang mempunyai barcode adalah Wrigley’s Gum.
Terdapat lima versi UPC dan dua versi EAN..
UPC versi A memiliki 10 digit ditambah 2 digit di bagian atas, sedangkan EAN symbol mempunyai 12 digit dan 1 digit di bagian atas. Peralatan scanner untuk membaca simbol EAN dapat juga membaca simbol UPC dengan baik. Sedangkan scanner UPC tidak dapat membaca simbol EAN.
UPC versi A merupakan versi dasar dari UPC dan biasanya terlihat pada toko atau barang makanan. Simbol yang digunakan untuk pengkodean adalah 10 digit UPC. Kesebelas digit menunjukkan tipe dari produk, digit ke 12 merupakan check digit. Simbol tersebut terbagi menjadi dua bagian yang masing-masing terdiri dari 5 digit.
Digit pertama pada sistem digit UPC berhubungan dengan tipe produk (0 untuk makanan, 3 untuk obat-obatan, dll). 5 digit berikutnya merupakan kode produksi (manufacture code). 5 digit pertama pada bagian kanan merupakan kode produk dan digit terakhir merupakan digit pengecekan.
UPC versi E
Merupakan versi berikutnya dari UPC. Tujuan digunakan pada pengepakan (packaging). Kode simbol kecil karena menghilangkan angka 0 pada suatu pengkodean. Misalnya kode 59300-00066 maka penulisan kodenya adalah 593663. Digit terakhir (pada contoh, angka 3) menunjukkan type of compression.
Terdapat 3 macam versi dari UPC, versi ini tidak sering digunakan yaitu
1. UPC versi B, versi spesial yang dikembangkan untuk National Drug Code dan National Health related items code. Memiliki 11 digit ditambah satu digit kode produk, versi ini tidak memiliki digit pengecekan.
2. UPC versi C kode spesial di buat untuk promosi industri. Memiliki 12 digit yaitu digit tipe produk dan check sum digit.
3. UPC versi D merupakan versi pesan variabel UPC. Simbol terdiri dari sedikitnya 12 digit, digit pertama merupakan kode tipe produk. Yang diikuti oleh 10 digit informasi. Digit ke 12 merupakan check sum, dan diikuti oleh suatu angka variabel.
EAN-13 and EAN-8
The EAN Article Numbering System (EAN), the Japanese Article Numbering (JAN) System dan the International Article Numbering System (IAN) merupakan UPC yang sama kecuali pada banyaknya digit angka.
Keuntungan dari barcode
1. Cost Savings, merupakan keuntungan yang nyata. Penghematan biaya langsung pekerja melalui sedikitnya waktu yang terpakai untuk menginventarisasi dan ordering product.
2. Customer Satisfaction, sistem barcode mempercepat pengecekan (customer checkout). Hal ini akan meningkatkan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
3. Reduced Inventory Costs, dengan cepat untuk mengakses (pembacaan) informasi penyimpanan. Hal ini mengurangi biaya perusahaan termasuk (labor for handling excess inventory, dan facility overhead).
4. Automated Reordering:
5. Better Decision Making, dengan barcode dapat mengumpulkan data-data bukan hanya apa yang diinginkan pelanggan tetapi juga kapan mereka membeli dan kombinasi seperti apa. Hal ini juga meningkatkan business management.